Rabu, 13 Mei 2015, menjadi saat yang dinanti oleh tenaga pendidik dan kependidikan SMA Assisi Siantar. Kegembiraan tergambar begitu jelas di wajah mereka ketika hari keberangkatan itu telah tiba. Satu persatu menuju travel yang telah siap mengantar ke bandara Kuala Namu dengan suara yang riuh dan senyum lepas. Tangan kiri menenteng tas kecil, sedangkan tangan kanan menarik kopor masing-masing yang cukup menggemuk karena berisi beberapa pakaian, perlengkapan mandi, dan lain-lain.
Perasaan lelah dan jenuh yang tersimpan bertahun-tahun, kini lepas saat kesempatan study tour selama 6 hari itu tiba, yakni tanggal 13-18 Mei 2015, diadakan di Batam, Singapura, Malasya, dan Thailand selama enam (6) hari mengunjungi tempat-tempat wisata dan bersejarah. Kesempatan untuk me refresh kembali semangat mengajar. Ini menjadi sarana yang tepat untuk mengambil jarak dari rutinitas yang membosankan. Di samping penyegaran karena hampir setiap hari mengajar dan bergelut dengan persoalan- persoalan peserta didik, study tour merupakan salah satu sarana membuat kita rileks. Kita dapat membandingkan perkembangan antara Negara yang kita kunjungi dengan Negara kita baik dari segi pendidikan maupun dari sisi budaya serta menggali potensi-potensi yang ada pada diri kita meneladani kiat dan etos kerja mereka yang ada di sana.
Kesempatan ini juga digunakan untuk membantu mereka untuk semakin bersemangat dalam proses belajar mengajar, memperluas wawasan berpikir dan menimba inspirasi dalam mengajar. Ada keyakinan bahwa gereget study tour ini menjadi wahana refresh secara ilmiah. Ada banyak pengalaman dari negara asing yang di bawa ke Indonesia, secara khusus dalam lingkungan pendidikan setempat. Itulah sebabnya besar harapan bahwa study tour perdana ini bukanlah yang terakhir tetapi menjadi sebuah program bagi tenaga pendidik dan kependidikan SMA Assisi Siantar.
Menyadari bahwa sekolah harus mampu menghadirkan terobosan yang berlevel internasional. Maka, Kepala sekolah SMA Assisi Siantar, Sr. Ernestine Simatupang FCJM, memberikan gambaran edukasi bahwa study tour menjadi sarana dalam mendaur ulang pengalaman mengajar. Hal ini merupakan sarana yang cocok bagi mereka dalam memperluas wawasan untuk berhenti sejenak menikmati alam ini sehingga mereka akan tetap bersemangat dalam melaksanakan proses belajar mengajarnya. Kita berharap bahwa gereget study tour ini akan menjadi wahana untuk mendukung tenaga pendidik semakin cakap dan kreatif khususnya dalam membagikan pengalamannya kepada anak-anak bangsa sehingga mereka semakin cerdas, inovatif dan kreatif, serta mengenal diri serta mengubah mental mereka dari yang kurang kompetitif menjadi lebih berkompetitif.
Bapak ibu guru yang ikut studi tour bertambah pengalaman dan pengetahuan yang baru (khasanah). Dengan demikian, mereka diharapkan lebih semangat lagi untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai guru dan pendidik di SMA swasta Assisi ini, tambah Sr. Ernestine sebagai kepala sekolah SMA Assisi Siantar.
***** Penulis Sr. Angela Siallagan FCJM, laporan dari Bapak Pismen Tumangger, S. P.d